Dear Temans,
Alhamdulillah, Hari Jumat (05/12) lalu sempat konsultasi naskah dengan Kang Gol A Gong.
Ceritanya, Kang GG diundang mengisi acara TBM di Ungaran. Ada pelatihan untuk para pengurus Taman Bacaan Masyarakat dari seluruh Indonesia. Kang GG menginap di wisma PP Paudni tempat pelatihan diadakan. nah, beliau menyediakan waktu malam Jumat untuk yang mau ngobrol tentang nulis.
Waduh, kalau malam-malam dakuw agak susah keluar rumah. Secara, Ayah baru pulang kerja. Masa mau disuruh jaga bocah-bocah? Hehe. Diijinkan siih, tapii nggak enak juga *tahu diri hihi. Ya sudahlah, aku bilang ke Mas Ardi, Ketua Komunitas Penulis Ungaran kalau nggak bisa ikutan. Sedih sih sebenarnya, apalagi aku punya naskah yang tertolak, pengen konsultasi.
Keesokan harinya, nongol deh di grup foto-foto teman-teman ngumpul. Mbak Maria Utami, jauh-jauh dari Ambarawa datang bersama suami dan anaknya untuk ngobrolin naskah novelnya yang belum selesai. Hiks!
Pagi-pagi, Aku hubungi Mas Ardi, tanya kapan Kang GG pulang. Eh ternyata, Kang GG check out Jumat pukul 12.00!
"Kesini saja, kami tunggu." begitu isi SMS Mas Ardi. Horee!
Langsung deh, dakuw ngojek ke PP Paudni kelar beberes dan nyuci. Alhamdulillah!
Begitu ketemu, langsung deh dakuw cerita soal naskah novelku yang tertolak. Total, sudah tiga penerbit yang menolaknya, huhuhu pilu. naskah itu hasil kursus novel dengan salah satu penulis senior secara online.
Ceritanya, aku kan terbiasa nulis cerita pendek. Seperti Anak Kos Dodol yang berisi kumpulan cerita. nah, aku ingin punya nafas menulis panjang dengan mencoba menulis novel. Karena naskahku nggak kelar-kelar, maka jadilah aku mendaftar kursus novel. Kursus online ini unik, setelah diberi materi, kami prkatek langsung, setiap minggu, aku menyetor naskah per bab lalu dicek dan diberi masukan oleh sang mentor.
Alhamdulillah, naskahnya kelar! Novel young adult pertamaku! Yippiee!
Saking euforinya, dakuw langsung kirim ke penerbit. Dan sukses ditolak! Begitu juga dua penerbit berikutnya. Huhuhu...
Nah, itulah mengapa dakuw ingin konsul pada ahlinya novel. Why oh why?
Begitu kuceritakan, Kang GG manggut-manggut.
"Waktu nulis AKD, kamu menulis dengan hati. Makanya sampai ke hati pembaca. Yang naskah ini, sepertinya karena kejar target ya.."
Jleb! Oh, really? Hiks!
Ya, naskah ini nulisnya karena mengejar target ingin punya novel. Ditulis hanya sebulan lebih, dan tidak diendapkan lagi. Hiks!
"Menulis novel itu butuh waktu, tidak bisa tergesa-gesa. Kumpulkan data, riiset, alur cerita." katanya. Ia lalu bercerita kalau naskah Pasukan Matahari ditulis selama tiga tahun. Setelah menemukan judulnya, ia lalu mencari cerita yang pas.
Kang GG bisa menulis beberapa naskah dalam satu waktu. Ia juga menulis buku puisi dan naskah travelling ketika menulis Pasukan Matahari. Sambil mencari lanjutan cerita, riset novel, ia juga melanjutkan naskah yang lain.
"Penulis harus rajin baca berita dan nonton gosip,agar tetap apdet. Bisa untuk ide tulisan juga."
Hm, untung aku penonton acara gosip garis keras. Wkwkwkw. Kang GG cerita, kalau dari menonton berita terutama tentang KPK, ia mendapat ide menulis cerita tentang buronan. Sambil tur literasi Jawa kemarin, ia mengumpulkan ide tentang cerita novelnya itu. Aduh, penulis yaa, adaa saja idenya!
"Tokohnya harus sedetil mungkin. Kalau bikin novel, coba cari tokohmu di kehidupan nyata. Si Roy itu perpaduan antara Matt Dillon dan beberapa aktor lainnya, seperti Roy Marten dll."
Nah, aku menemukan kekurangan naskahku lagi. Tokoh utamaku masih mengambang karakternya. Siapa yaa yang akan kucomot untuk karakter? Apakah kamu? Anak Kos Dodol begitu hidup karena orang-orangnya ada dalam kehidupan nyata, mudah menceritakannya pada pembaca. Sehingga mereka menganggap tokoh-tokoh itu adalah teman.
"Cari teman untuk membaca draft pertamamu. Tapi, harus teman yang suka baca dan bisa memberi masukan membangun. Libatkan suami untuk mencari ide, menemukan jalan cerita dan memberi masukan." kata Kang GG.
Partner-nya dalam menulis adalah istrinya, Teh Tias. Hingga kini menjadi editor pertama setiap naskahnya. Teh Tias dilatih untuk memberi masukan dan kritikan setiap naskah yang ditulis Kang GG.
Baiklah, dakuw mau mengendapkan naskah ini dulu.
Sebelum membawanya ke penerbit lain. Mencari jodohnya. Di otakku banyak ide untuk merombak naskah itu. Tapii, sebelum itu kudu disimpan dulu ah. Gimana kalau mulai naskah baru yang fresh? Itu tuuh, naskah yang diminta penerbit satu itu. Oke, Dimulai dari judul!
"Pasukan Matahari juga ditolak dua penerbit. Yang pertama, malah minta teenlit. Penerbit kedua, ingin tokoh utama di Pasukan Matahari bukan Doni, tapi istrinya. Wah, itu seperti menulis ulang. Maka saya masukkan ke penerbit ketiga dan Alhamdulillah bisa terbit. Inshaa Allah bakal difilmkan."
Tuh, Kang GG saja ditolak. Hehe. Apalagi Dedew. Jadi, nggak ada guna putus asa. Ayo, ngetik lagii! Jangan online muluuu!
"Sudah, jangan banyak tanya. Ayo mulai nulis!" kata Kang GG dengan tampang serius.
Jleb!
"Ba..baik Kang, siap!" jawabku terbata.
Wkwkwkwkw....
Photo Courtesy of Ardie Tyastama