Dear Temans,
Salah satu yang berkesan dari perjalanan ke Lombok, adalah makanannya. Yup, masakan khas Lombok, sedap-sedaap. Memang sih, sesuai namanya, Lombok, masakannya pedas. Bahkan nasi kuning campur yang kami makan saat sarapan di dekat Wisma Nusantara pun rasanya pedas menantang. Padahal, makannya pagi-pagi lho. Untung nggak mules. Bisa gagal acara jalan-jalan kami.
berpartisipasi dalam "EAT and Travel With B Blog" Competition [3]
Sumber Foto: Mbak Rien
Alhamdulillah, bisa melakukan perjalanan ke Lombok bersama teman-teman Muslimah Backpacker, itu emejing. Ya, daku diberi waktu me time oleh si mas untuk liburan sejenak. Siapa tahu dapat ilham untuk buku baru katanya, hehe hurray! I heart you, Pak Bagus!
kipas-kipas sate rembige |
Maka malanglah nasib teman seperjalanan dakuw yang nggak hobi makan pedas. Ia kebingungan tiap kali kami mampir makan. Masa di Lombok memesan menu telur dadar melulu? Hehe.
sate yummiii |
Salah satu tempat makan yang berkesan banget bagi kami adalah sate Rembige.
Rembige adalah nama daerah di Lombok, setengah kilometer dari perbatasan antara Kota Mataram dengan Lombok Barat.
Warung sate legendaris ini terletak di jalan utama Rembige di Kota Mataram. Katanya, mereka sudah berjualan turun-temurun selama 25 tahun! Wow. Kali pertama kami mampir dari situ sepulang dari Air Terjun Tiu Kelep. Gara-gara main air nggak terencana, semuanya basah kuyup. Kebayang dong kedinginan di mobil ELF. Basah sah sampai ke dalam sanubari, eh lingerie hihi.
muka lesu jadi ceria hihihi |
Teh Imazahra, ketua rombongan mengajak kami kesini. Warungnya sederhana. Di depan adalah area bakar-bakar sate. Duduk dimana ya? Olala, ternyata, di bagian dalam luas.
Kami menempati semacam panggung kecil beramai-ramai. Duduk lesehan. Muka-muka lelah setelah seharian keluyuran menyusuri Sembalun Bumbung, Air terjun Tiu Kelep, dan Sendang Gile. Tapi herannya, lagi lelah lunglai gitu, tetap saja ramai berceloteh. Hihi, dasar perempuan, yaa. Ramee terus.
Berseliweranlah pesanan mulai dari sate rembige, kangkung pelecing, hingga sop kaki dan kerupuuk. Minumannya ada air jeruk hangat, teh hangat yang sedap untuk mengusir dingin dan basahnya bajuku.
Suasana warung malam itu meriah. Ya, warung ini memang popular menurut pemandu kami, Duta anak Lombok Backpacker. Pengunjung semakin larut semakin banyak. Nggak pandang libur atau hari biasa, warung ini tetap membludak pengunjungnya.
Pelayannya makin sibuk marah-marah. Ups, ternyata nggak marah, bo. Memang nada bicara mereka agak tinggi. Seperti gaya bicara orang Makassar, kampungku.
Ketika hidangan datang, mata langsung melek. Kami mencicipi sate rembiga, sate sapi muda. Rasanya lezat banget. Manis, pedas dan lembut. Gurih nyess di mulut. Perubahan suasana langsung terasa. Yang lesu langsung on.
Makan sate dengan lahap seperti rebutan, hihi. Soalnya 20 puluh tusuk dibagi untuk bertiga. Teh Ima sampai menambah pesanan hihi biar nggak terjadi kudeta. Belum lagi pelecing kangkungnya syedaap nikmat. Menggugah selera makan.
Nasi sepiring yang tadinya kelihatan kebanyakan, menggunung, bisa tandas juga. Pakai nambah setengah! Haha. Soto sapinya juga maknyuss. Nggak nyangka lho, warung sederhana ini punya makanan rasa juara.
Nggak heran, kami dua kali bolak-balik ke warung ini selama di Lombok hihi. rasanya nagih :D
Ah, nulis ini perut jadi krucuk-krucuk hihihi.
Oh iya, teman-teman ikutan juga yuk lomba nulis blog Eat and Travel di https://www.bblog.web.id/campaign/109/detail
Oh iya, teman-teman ikutan juga yuk lomba nulis blog Eat and Travel di https://www.bblog.web.id/campaign/109/detail
Postingan ini ditulis untuk
Sumber Foto: Mbak Rien